Ketika beberapa anggota keluarga
Perpika menyampaikan apa yang mereka rasakan tentang Perpika. Besar harapan
kita, ini dapat berguna bagi Perpika kita ke depannya.
“Pengurus menurutku sih seharusnya
bisa frontal, adu argumen secara dewasa. Tapi setelah selesai dapat titik temu
ya seperti biasa lagi. Database dan website yang ada sudah ada, nah tugas
Perpika selanjutnya adalah bagaimana memanfaatkan itu untuk pengurus dan
anggota. Perpika juga harus bisa hadir sebagai salah satu solusi permasalahan
pelajar Indonesia selama studi di Korea”
-Permata
Nur MR, Ajou University- (Presiden Perpika 2012-2013)
“Kedekatan antar pengurus kurang,
kurang koordinasi, efeknya beberapa program ga jalan, dilihat dari eksternal:
ga semua warga bisa merasakan program perpika. PGTC menurut kami bagus, tinggal
dirapikan lagi agenda ketika PGTC, jadi yang datang dari jauh tidak kecewa
karena acaranya terlalu sebentar.”
– Dwi Agung Nugroho, Kumoh National Institute
of Technology- (Menteri Akademis-Riset Perpika 2013-2014)
“Aku bukan tipe orang yang suka
organisasi, makanya lebih suka ke UT Korea. Jadi sebenarnya dalam pikiran aku,
Perpika itu sangat bermanfaat sebagai community. Terus kalau dibilang jadi anggota
aktif bisa dapat kartu diskon, semester pertama dulu aku angota aktif tapi
nggak dapat kartu tersebut. Btw,
kalau aku balik Indonesia nanti aku tidak dibuang dari group kan?”
-Vica
Priyono, Inje University- (Tutor UT Korea 2013-2014)
“Buat sisi mahasiswa, diajak kumpul
dan sharing itu paling penting sih. Terus, Perpika harus hadir untuk membantu
teman-teman mahasiswa UT Korea.”
-Bangun
IRH, Pukyong National University- (Lurah Wilayah 3 2012-2013)
“Perpika saat ini beda dengan yang
sebelumnya. Dulu menurut saya sangat bersinergi sekali dengan teman-teman
pekerja, khususnya dalam hal berorganisasi. Bahwa diketahui banyak organisasi
pekerja misalnya di mushola dan paguyuban-paguyuban yg membutuhkan bantuan
pikiran dari teman teman pelajar. Terus juga group facebook perpika sepertinya juga mulai
menurun aktivitasnya. Dulu banyak membicarakan tentang diskusi-diskusi yg
bermanfaat, sekarang sepertinya malah banyak buat bisnis tukar rupiah.
Dikarenakan Perpika adalah grup orang-orang intelektual, harusnya bisa memberikan
output yg real baik terhadap sesama pelajar ataupun pekerja.”
-Anonim,
Universitas Terbuka Korea-
“Aku ngerasa kepengurusan yang
sekarang jadi kurang care sama anggotanya. Kita sering
banget kelewat kalo ada anggota-anggota kita yang lagi butuh bantuan misalnya
ada anggota perpika yang sakit sampai musti balik ke Indonesia dan butuh duit
tapi sebagai salah satu pengurus tahunya telat banget. Ya harusnya ketika
anggota sudah bayar, minimal kita punya beban moral lah buat ngelayanin anggota atau
setidaknya ada ketika mereka butuh.”
-Theresia
Ratih, Ajou University- (Sekretaris Perpika 2013-2014)
“Perpika itu organisasi para
pelajar Indonesia di Korea yang memiliki banyak jagoan di beragam bidang
akademis, akrab dengan elemen-elemen WNI lain, seperti KBRI, Pekerja,
Profesional dan keluarga serta sangat aktif perannya dalam aktivitas pelajar di
skup internasional.”
-Andy
“Boy” Tirta, Yeungnam University- (Presiden Perpika 2011-2012)
“Jaman dulu tuh Perpika lebih
kompak dan hidup kayaknya, dengan sedikitnya pelajar Indonesia di Korea, bisa
kumpul satu Korea walaupun ga semua sih. Perpika ada untuk menghimpuin anggota,
aku rasa visi misi perpika dari dulu tidak berubah, sarana kita saling mengenal
dan ingin berbuat sesuatu. Untuk urusan birokrasi dan koordinasi, prepare aja
saat kesempatan itu datang dan Perpika harus punya visi”
-Zulfikar
Yurnaidi, Ajou University- (Presiden Perpika 2009-2010 dan Rektor UT Korea
2013-2014)
“Perpika hadir dalam bentuk program
yang menyentuh dan dimana Perpika jadi stakeholders. Perpika butuh perbaikan
darah-darah baru. Perpika butuh orang-orang yang terpanggil karena kegelisahan
dan terutama yang mau mendengar.”
-Ali
Fahmi, Alumni Chonnam National University- (Wakil Presiden Perpika 2012-2013)
“Perpika tuh seru sih, tapi
sayangnya belum nyatu gitu antara anak S1 dan S2 (read:graduate), kurang aja
wadahnya gitu buat anak-anak S1 macam aku gini. Masih ada ego dan gap kayaknya. Aturannya harus
diperjelas lagi untuk keanggotaan.”
-Nadine
Besari, Kyungsung University- (Seksi Acara CISAK 2014)
“Perpika tuh pada awalnya sih cuma
kayak perkumpulan, tapi semakin ke sini dengan banyak anggota, Perpika harus
bisa hadir sebagai organisasi. Teman-teman wilayah 1, 2, 3 rasanya susah banget
nyatu. Anak-anak undergraduate gitu kayaknya masih susah gabung, walaupun udah
dibuka sama Perpikanya”
-Anne
Soraya, Kyungpook National University- (Lurah Wilayah 3 2011-2012)
“Dari yg keseluruhan ya kerasanya
perpika masih kurang guyub. (dimaklumi karena interest tiap mahasiswa berbeda
jadi ga bisa dipaksakan). Ke depannya mungkin bisa diklasifikasi tiap kegiatan
dan dibuat aktif. Biar anggota perpika bisa merasakan perpika itu seperti rumah
mereka. kalau dari kepengurusan: sepertinya harusnya pengurus lebih eksis ke
anggota. Jadi ketika anggota butuh bantuan, bisa menghubungi salah satu
pengurus yang dikenal, dan berasa down to earth jadinya.”
-Anonim,
Dongguk University-
“Terima kasih untuk Perpika yang
sudah menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia di Korea Selatan. Terima kasih
juga kepada pengurus Perpika yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk
Perpika.
Acara - acara yang diselenggarakan
saat ini, lebih beragam daripada pertama kali saya gabung di anggota Perpika.
Meskipun acaranya lebih beragam dan publikasi acaranya juga banyak, minat
mahasiswa KIST (institut tempat saya belajar) untuk mengikuti acara Perpika
menurun banyak. Empat tahun yang lalu, minat mahasiswa KIST untuk mengikuti
kegiatan Perpika masih tinggi. Mungkin yang perlu diperhatikan, Lurah tiap
wilayah bisa menjalin kerjasama lebih baik dengan perwakilan mahasiswa
Indonesia tiap kampus. Mungkin bisa diibaratkan kalau perwakilan mahasiswa
Indonesia di kampus itu Pak RW di wilayah Kelurahan. Jadi kalau ada pengumuman
dari Perpika, cara penyampaiannya akan lebih efektif. Semoga ke depannya
Perpika jadi lebih baik.”
-Eduardus
Budi, Korea Institute of Science and Technology-
“Benernya sih Perpika yyang
sekarang ini sudah cukup asik buat aku, coz kita punya beberapa event yang bisa
jadi ajang untuk kita ngumpul bareng rame-rame. Tapi, menurutku masih banyak
juga elemen-elemen pelajar Perpika yang belum masuk ke Perpika. Bahkan mungkin
mereka ga ngerti Perpika tuh apa. Harapanku sih ke depan Perpika jadi
organisasi wajib bagi seluruh pelajar di Korea. Masalah dia mau aktif
berorganisasi atau Cuma jadi penikmat aja, itu urusan belakang yang penting
mereka join dan tahu Perpika tuh kayak gimana. Ga pedulu jenjang atau latar
belakang pendidikan mereka apa. Kalau udah di Perpika kita semua saudara,
sama-sama pelajar yang lagi rantau ke negeri orang.”
-Putu
Yuwono, Pusan National University- (Menteri IT Perpika 2013-2014)
“Salah satu masalah besar Perpika
adalah partisipasi yang kurang. Apa penyebabnya belum jelas, emang pelajarnya
yang benar-benar sibuk atau Perpikanya yang kurang merangkul, ini perlu
diidentifikasi. Butuh komitmen nyata untuk menjadi pengurus.”
-Ryza
Aditya Pratama, Gyeongsang National University- (Menteri Media Perpika
2013-2014)
“Sebagai ketua IMUSKA, saya sih
nganggep perpika itu partner, jadi udah ada wadah nih, orang-orang berkumpul,
jadi tinggal di upgrade spiritualnya, ibarat perpika itu pasukan perang, IMUSKA
itu yang beri minum dan makan, biar pada semangat perangnya, walau hanya
beberapa kegiatan aja sih yang bisa bareng-bareng dengan Perpika. Perpika itu
punya potensi yang bagus dimana orang-orang udah otomatis berkumpul di group
perpika, mahasiswa yang datang ke Korea, pasti nyarinya itu Perpika dan masuk
di group facebook Perpika, tinggal di optimasi aja, gimana caranya Perpika bisa
bermanfaat bagi warganya, misal, biasanya kan orang dengan berbagai masalahnya
di Korea banyak yang sharing dan diskusi di group, Perpika bisa yang ngerangkum
dan buat arsipnya, jadi tiap orang di masa depan bisa akses ke diskusi itu,
soalnya namanya group facebook, kalau udah ga ada yang comeent kan bakal
tenggelam diskusinya.”
-Havid
Aqoma, Kookmin University- (Ketua IMUSKA 2014)
“Perpika kok kayak cuma label doang
tapi kurang aktivitas dan kontribusinya. Kalau pengurusnya peduli, anggota
bakalan gampang diajak peduli juga.”
-Aulia
Meggy Larasati, Alumni Kyungsung University-
“Perpika oke sih menurut gw,
idealnya Perpika ya mengayomi mungkin, tapi emang susah sih.
-Elizabeth
Valentin, Alumni Korea Advanced Institute of Science and Technology-
(Sekretaris Perpika 2012-2013)
“Perpika kayaknya daya tariknya
menurun, dari segi yang bisa ditawarkan ke anggota misalnya, yang kumaksud di
sini kayak misalnya diskon, kartu anggota, dll. Bukan hal kayak pengalaman
berorganisasi, dapat teman baru dan semacamnya. Perpika idealnya sih sesuai
sama tujuan perpika yang menjadi wadah persatuan, kerukunan, kekeluargaan
pelajar Indonesia. Sayangnya ga semua orang tertarik untuk bergabung dengan
wadah tersebut.”
-Dicky
Hidayat, Seoul National University of Science and Technology- (Lurah Wilayah 1
Perpika 2013-2014)
“Yang perlu dibenahin sih untuk
sinergi dengan KBRI nya aja, maunya KBRI kan acara itu bisa memperkenalkan
budaya Indonesia. Memang kadang di setiap festival juga ada tawaran buat nari,
tapi itu per universitas per kota. Masalahnya di Gwangju banyak anak exchange,
pas ganti semester jadi mesti bangun skuad lagi”
-Anton
Hermansyah, Jeonju University- (Koordinator Sponsorship Perpikalimpic)
“Kayaknya prokernya itu-itu aja,
kalau menurutku sih udah bagus, Cuma pengembangan aja sih kayaknya yang belum.
Terutama kontribusi mahasiswa yang belajar di luar negeri untuk mengatasi
permasalahan di Indonesia. Adanya kelompok riset itu keren banget, cuma memang
koordinasi dari tiap kelompok riset yang kurang. Dari grup riset itu diadakan
seminar tiap disiplin ilmu terus buat semacam rekomendasi ke menteri-menteri.
Masalahnya, ada yang mau gerakin ata tidak. SDMnya sudah lebih dari mumpuni
soalnya.
-Akhyar
Sadad, Alumni Myeongji College-
“Perpika itu menurut pribadi ya
masih komunitas, kalau permasalahan itu tentu masih komunikasi yang searah.
Berbicara idealnya Perpika, baiknya kita berbicara pergerakan dulu aja ke arah
yang lebih baik”
-Rando
Tungga Dewa, Pukyong National University- (Tutor UT Korea)
Perpika sejauh ini oke secara
keseluruhan menurut saya. Soal acara juga lumayan oke. Memang sih masalah
sosialisasi yg masih jadi sedikit kendala. Terus juga masih ada yg kurang
berpartisipasi di perpika. Saya masih belum melihat perpika bisa menjadi wadah
yg memfasilitasi semua pelajar di korea. Terus website juga menurut saya kurang
informatif. Ato saya yg jarang ngecek. Jadi orang-orang masih mengandalkan
facebook group sebagai pusat informasi. Tapi menurut saya perkembangan perpika
positif.
-Refki Nur Prasetyo, Korea
Advanced Institute of Science and Technology- (Lurah Wilayah 2 Perpika
2013-2014)
“Perpika menurut gw udah cukup ada
gaungnya selama ini. Perpika bikin acara budaya yang keren dong, kayak acaranya
Kyungsung tapi yang gedean. Overall masih kerasa eksklusif sih Perpika, tingkat
keterlibatan orang-orang masih belum maksimal, Perpika pride belum kebentuk.”
-Noka
Prihasto, Alumni Kyungnam University-
“Perpika itu menurut saya sebagai
organisasi tempat berkumpulnya para orang terpelajar. Jadi sebaiknya dalam
Perpika itu memiliki kegiatan yg sesuai anggota-anggotanya seperti diskusi
ilmiah untuk berpikir kritis terhadap kondisi terkini, selain itu juga
diharapkan ada suasana kekeluargaannya yang bisa berupa gathering. Sebenarnya yg terberat itu adalah maslah
komitmen terhadap Perpika sebagai wadah.
-Hadi
Teguh Yudistira, Sungkyunkwan University- (Rektor UT Korea 2011-2013)
“Perpika yang sekarang udah oke
kok, ga ada jurang pemisah ato kesan eksklusif, antara yg emang anggota dan
aktif di perpika atau orang yang emg ga kepengen aktif contohnya orang yg ga
tertarik berorganisasi di perpika, (semacam saya) bisa dengan bebas urun
pendapat di FB perpika (hehehe) ga ada yg nama eksklusif, kayak : "gue
pengurus, lo bukan" itu sih yg menyenangkannya semua diterima sama rata”
-Astri
Widoretno, University of Seoul- (Tutor UT Korea 2013-2014)
“Ideal mnrt saya adalah Perpika bs
jadi organisasi yg benar-benar mewadahi kaum intelektual yg benar-benar mencari
ilmu di korsel dan ikut aktif mengimplementasikan untuk Indonesia nantinya.
Jadi harus ada kegiatan atau diskusi semacam itu. Persoalan bangsa dan
pemecahannya berdasar ilmu masing-masing. pengurus perpika sendiri seharusnya
guyup. Baru nanti keluar, Perpika bisa tampil jadi mahasiswa yg intelek dan
bersahaja.”
-Ratih
Dian Saraswati, Alumni Dongguk University- (Ketua OID 2013)
Kalau menurut saya sih Perpika itu
kurang promosinya, kadang di KAIST-INA saja yang tau perpika kalau bukan
pengurus ya yang sudah lama. Kalau yang baru mereka kurang mengenal sekalipun
setiap kepengurusan juga pasti sudah woro-woro untuk daftar di perpika. setelah
perpikalimpic yang kapan hari di Busan sih mereka sudah mulai mendengar tentang
perpika.
-Yohanes
Setiawan Nietiadi, Korea Advanced Institute of Science and Technology- (Ketua
KAIST-INA saat ini)
“Kalau menurut saya, perpika
merupakan organisasi kemahasiswaan yg sangat bagus, kalau di lihat dari
kegiatan2 yg dilaksanakan banyak membawa manfaat UT sendiri terbentuk dari
kerja nyata teman2 perpika. Pokoknya mantaplah perpika... Kalau bisa suasana keakraban
antara perpika dan mahasiswa ut bisa lebih di tingkatakan terutama untuk
perpika wilayah bawah. Bentuk keakraban tersebut misalnya buat kegiatan bareng
antara perpika dan mahasiswa UT. Saya pikir antara Perpika dan teman-teman
pekerja juga harus lebih akrab, kalau bisa melakukan pelatihan bagi pekerja
terutama di daerah Gimhe karena di Gimhe pelajarnya sedikit tapi pekerjanya
sangat banyak”
-Dian
Agung Kurniawan, Universitas Terbuka Korea-
“Aku ga tahu ya kalo Perpika secara
internalnya bagaimana karena juga tidak pernah terjun langsung dalam
kepanitian. Seakan ada pembatas. Basically 1 yang kita kurang bagus adalah tiap
komunitas indonesia di kampus2 kesannya terpisah dari Perpika. itu buat kita
makin terkelompok2. terus dari jenis acara simple2 aja buat tapi reguler,
publikasi baik, dan mau terbuja. Misalnya jalan2 bareng atau nonton bareng atau apa pun yang simple tapi publikasinya dibuat seru. At
least itu narik perhatian dulu”
-Meiska
Apriliana,
Kyungsung
University- Ketua KKIB 2013-2014
“Perpika itu adalah wadah tempat
menyalurkan aspirasinya pelajar-pelajar Indonesia di Korea. Tempat bertemunya 2
gaya Indonesia dan Korea yang mempengaruhi karakter anggota di dalamnya dalam
bertindak dan menyampaikan aspirasi ala ALON ALON ASAL KELAKON nya orang
Indonesia dan PALI PALInya Korea, dan tempat terciptanya gaya pemikiran baru
pemuda Indonesia sebagai hasil fusi nilai luhur bangsa Indonesia dan Korea
sebagai karakter baru yang unik dan inovatif yang akan berguna untuk kemajuan
bangsa Indonesia.”
-Ardie
Septian, Kyungpook National University- (Menteri Sosial Perpika 2013-2014)
Pada akhirnya, ini hanya beberapa
suara dari beberapa anggota keluarga Perpika kita. Jadi, mana suaramu untuk
Perpika? Silahkan sampaikan bagaimana Perpika menurutmu dan juga Perpika yang
ideal itu seperti apa sih? Tuliskan semuanya lewat comment di sini. Kita
budayakan diskusi yang baik dari keluarga kecil kita. Diskusi ini bebas, yang
penting sifatnya membangun dan demi kebaikan kita bersama ya..
Catatan:
Kalau ada masalah yang sifatnya
personal dan tidak diketahui publik, bisa langsung ke kotak aspirasi (ada di
poster) yang selanjutnya akan kita carikan solusinya. :D