Selasa, 15 Juli 2014

Perpika berkata..

Ketika beberapa anggota keluarga Perpika menyampaikan apa yang mereka rasakan tentang Perpika. Besar harapan kita, ini dapat berguna bagi Perpika kita ke depannya.

“Pengurus menurutku sih seharusnya bisa frontal, adu argumen secara dewasa. Tapi setelah selesai dapat titik temu ya seperti biasa lagi. Database dan website yang ada sudah ada, nah tugas Perpika selanjutnya adalah bagaimana memanfaatkan itu untuk pengurus dan anggota. Perpika juga harus bisa hadir sebagai salah satu solusi permasalahan pelajar Indonesia selama studi di Korea”
-Permata Nur MR, Ajou University- (Presiden Perpika 2012-2013)

“Kedekatan antar pengurus kurang, kurang koordinasi, efeknya beberapa program ga jalan, dilihat dari eksternal: ga semua warga bisa merasakan program perpika. PGTC menurut kami bagus, tinggal dirapikan lagi agenda ketika PGTC, jadi yang datang dari jauh tidak kecewa karena acaranya terlalu sebentar.”
 – Dwi Agung Nugroho, Kumoh National Institute of Technology- (Menteri Akademis-Riset Perpika 2013-2014)

“Aku bukan tipe orang yang suka organisasi, makanya lebih suka ke UT Korea. Jadi sebenarnya dalam pikiran aku, Perpika itu sangat bermanfaat sebagai community. Terus kalau dibilang jadi anggota aktif bisa dapat kartu diskon, semester pertama dulu aku angota aktif tapi nggak dapat kartu tersebut. Btw, kalau aku balik Indonesia nanti aku tidak dibuang dari group kan?”

-Vica Priyono, Inje University- (Tutor UT Korea 2013-2014)


“Buat sisi mahasiswa, diajak kumpul dan sharing itu paling penting sih. Terus, Perpika harus hadir untuk membantu teman-teman mahasiswa UT Korea.”
-Bangun IRH, Pukyong National University- (Lurah Wilayah 3 2012-2013)

“Perpika saat ini beda dengan yang sebelumnya. Dulu menurut saya sangat bersinergi sekali dengan teman-teman pekerja, khususnya dalam hal berorganisasi. Bahwa diketahui banyak organisasi pekerja misalnya di mushola dan paguyuban-paguyuban yg membutuhkan bantuan pikiran dari teman teman pelajar. Terus juga group facebook perpika sepertinya juga mulai menurun aktivitasnya. Dulu banyak membicarakan tentang diskusi-diskusi yg bermanfaat, sekarang sepertinya malah banyak buat bisnis tukar rupiah. Dikarenakan Perpika adalah grup orang-orang intelektual, harusnya bisa memberikan output yg real baik terhadap sesama pelajar ataupun pekerja.”
-Anonim, Universitas Terbuka Korea-

“Aku ngerasa kepengurusan yang sekarang jadi kurang care sama anggotanya. Kita sering banget kelewat kalo ada anggota-anggota kita yang lagi butuh bantuan misalnya ada anggota perpika yang sakit sampai musti balik ke Indonesia dan butuh duit tapi sebagai salah satu pengurus tahunya telat banget. Ya harusnya ketika anggota sudah bayar, minimal kita punya beban moral lah buat ngelayanin anggota atau setidaknya ada ketika mereka butuh.”
-Theresia Ratih, Ajou University- (Sekretaris Perpika 2013-2014)

“Perpika itu organisasi para pelajar Indonesia di Korea yang memiliki banyak jagoan di beragam bidang akademis, akrab dengan elemen-elemen WNI lain, seperti KBRI, Pekerja, Profesional dan keluarga serta sangat aktif perannya dalam aktivitas pelajar di skup internasional.”
-Andy “Boy” Tirta, Yeungnam University- (Presiden Perpika 2011-2012)

“Jaman dulu tuh Perpika lebih kompak dan hidup kayaknya, dengan sedikitnya pelajar Indonesia di Korea, bisa kumpul satu Korea walaupun ga semua sih. Perpika ada untuk menghimpuin anggota, aku rasa visi misi perpika dari dulu tidak berubah, sarana kita saling mengenal dan ingin berbuat sesuatu. Untuk urusan birokrasi dan koordinasi, prepare aja saat kesempatan itu datang dan Perpika harus punya visi”
-Zulfikar Yurnaidi, Ajou University- (Presiden Perpika 2009-2010 dan Rektor UT Korea 2013-2014)

“Perpika hadir dalam bentuk program yang menyentuh dan dimana Perpika jadi stakeholders. Perpika butuh perbaikan darah-darah baru. Perpika butuh orang-orang yang terpanggil karena kegelisahan dan terutama yang mau mendengar.”
-Ali Fahmi, Alumni Chonnam National University- (Wakil Presiden Perpika 2012-2013)

“Perpika tuh seru sih, tapi sayangnya belum nyatu gitu antara anak S1 dan S2 (read:graduate), kurang aja wadahnya gitu buat anak-anak S1 macam aku gini. Masih ada ego dan gap kayaknya. Aturannya harus diperjelas lagi untuk keanggotaan.”
-Nadine Besari, Kyungsung University- (Seksi Acara CISAK 2014)

“Perpika tuh pada awalnya sih cuma kayak perkumpulan, tapi semakin ke sini dengan banyak anggota, Perpika harus bisa hadir sebagai organisasi. Teman-teman wilayah 1, 2, 3 rasanya susah banget nyatu. Anak-anak undergraduate gitu kayaknya masih susah gabung, walaupun udah dibuka sama Perpikanya”
-Anne Soraya, Kyungpook National University- (Lurah Wilayah 3 2011-2012)

“Dari yg keseluruhan ya kerasanya perpika masih kurang guyub. (dimaklumi karena interest tiap mahasiswa berbeda jadi ga bisa dipaksakan). Ke depannya mungkin bisa diklasifikasi tiap kegiatan dan dibuat aktif. Biar anggota perpika bisa merasakan perpika itu seperti rumah mereka. kalau dari kepengurusan: sepertinya harusnya pengurus lebih eksis ke anggota. Jadi ketika anggota butuh bantuan, bisa menghubungi salah satu pengurus yang dikenal, dan berasa down to earth jadinya.”
-Anonim, Dongguk University-

“Terima kasih untuk Perpika yang sudah menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia di Korea Selatan. Terima kasih juga kepada pengurus Perpika yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk Perpika.
Acara - acara yang diselenggarakan saat ini, lebih beragam daripada pertama kali saya gabung di anggota Perpika. Meskipun acaranya lebih beragam dan publikasi acaranya juga banyak, minat mahasiswa KIST (institut tempat saya belajar) untuk mengikuti acara Perpika menurun banyak. Empat tahun yang lalu, minat mahasiswa KIST untuk mengikuti kegiatan Perpika masih tinggi. Mungkin yang perlu diperhatikan, Lurah tiap wilayah bisa menjalin kerjasama lebih baik dengan perwakilan mahasiswa Indonesia tiap kampus. Mungkin bisa diibaratkan kalau perwakilan mahasiswa Indonesia di kampus itu Pak RW di wilayah Kelurahan. Jadi kalau ada pengumuman dari Perpika, cara penyampaiannya akan lebih efektif. Semoga ke depannya Perpika jadi lebih baik.”
-Eduardus Budi, Korea Institute of Science and Technology-

“Benernya sih Perpika yyang sekarang ini sudah cukup asik buat aku, coz kita punya beberapa event yang bisa jadi ajang untuk kita ngumpul bareng rame-rame. Tapi, menurutku masih banyak juga elemen-elemen pelajar Perpika yang belum masuk ke Perpika. Bahkan mungkin mereka ga ngerti Perpika tuh apa. Harapanku sih ke depan Perpika jadi organisasi wajib bagi seluruh pelajar di Korea. Masalah dia mau aktif berorganisasi atau Cuma jadi penikmat aja, itu urusan belakang yang penting mereka join dan tahu Perpika tuh kayak gimana. Ga pedulu jenjang atau latar belakang pendidikan mereka apa. Kalau udah di Perpika kita semua saudara, sama-sama pelajar yang lagi rantau ke negeri orang.”
-Putu Yuwono, Pusan National University- (Menteri IT Perpika 2013-2014)

“Salah satu masalah besar Perpika adalah partisipasi yang kurang. Apa penyebabnya belum jelas, emang pelajarnya yang benar-benar sibuk atau Perpikanya yang kurang merangkul, ini perlu diidentifikasi. Butuh komitmen nyata untuk menjadi pengurus.”
-Ryza Aditya Pratama, Gyeongsang National University- (Menteri Media Perpika 2013-2014)

“Sebagai ketua IMUSKA, saya
 sih nganggep perpika itu partner, jadi udah ada wadah nih, orang-orang berkumpul, jadi tinggal di upgrade spiritualnya, ibarat perpika itu pasukan perang, IMUSKA itu yang beri minum dan makan, biar pada semangat perangnya, walau hanya beberapa kegiatan aja sih yang bisa bareng-bareng dengan Perpika. Perpika itu punya potensi yang bagus dimana orang-orang udah otomatis berkumpul di group perpika, mahasiswa yang datang ke Korea, pasti nyarinya itu Perpika dan masuk di group facebook Perpika, tinggal di optimasi aja, gimana caranya Perpika bisa bermanfaat bagi warganya, misal, biasanya kan orang dengan berbagai masalahnya di Korea banyak yang sharing dan diskusi di group, Perpika bisa yang ngerangkum dan buat arsipnya, jadi tiap orang di masa depan bisa akses ke diskusi itu, soalnya namanya group facebook, kalau udah ga ada yang comeent kan bakal tenggelam diskusinya.”
-Havid Aqoma, Kookmin University- (Ketua IMUSKA 2014)

“Perpika kok kayak cuma label doang tapi kurang aktivitas dan kontribusinya. Kalau pengurusnya peduli, anggota bakalan gampang diajak peduli juga.”
-Aulia Meggy Larasati, Alumni Kyungsung University-

“Perpika oke sih menurut gw, idealnya Perpika ya mengayomi mungkin, tapi emang susah sih.
-Elizabeth Valentin, Alumni Korea Advanced Institute of Science and Technology- (Sekretaris Perpika 2012-2013)

“Perpika kayaknya daya tariknya menurun, dari segi yang bisa ditawarkan ke anggota misalnya, yang kumaksud di sini kayak misalnya diskon, kartu anggota, dll. Bukan hal kayak pengalaman berorganisasi, dapat teman baru dan semacamnya. Perpika idealnya sih sesuai sama tujuan perpika yang menjadi wadah persatuan, kerukunan, kekeluargaan pelajar Indonesia. Sayangnya ga semua orang tertarik untuk bergabung dengan wadah tersebut.”

-Dicky Hidayat, Seoul National University of Science and Technology- (Lurah Wilayah 1 Perpika 2013-2014)


“Yang perlu dibenahin sih untuk sinergi dengan KBRI nya aja, maunya KBRI kan acara itu bisa memperkenalkan budaya Indonesia. Memang kadang di setiap festival juga ada tawaran buat nari, tapi itu per universitas per kota. Masalahnya di Gwangju banyak anak exchange, pas ganti semester jadi mesti bangun skuad lagi”
-Anton Hermansyah, Jeonju University- (Koordinator Sponsorship Perpikalimpic)

“Kayaknya prokernya itu-itu aja, kalau menurutku sih udah bagus, Cuma pengembangan aja sih kayaknya yang belum. Terutama kontribusi mahasiswa yang belajar di luar negeri untuk mengatasi permasalahan di Indonesia. Adanya kelompok riset itu keren banget, cuma memang koordinasi dari tiap kelompok riset yang kurang. Dari grup riset itu diadakan seminar tiap disiplin ilmu terus buat semacam rekomendasi ke menteri-menteri. Masalahnya, ada yang mau gerakin ata tidak. SDMnya sudah lebih dari mumpuni soalnya.
-Akhyar Sadad, Alumni Myeongji College-

“Perpika itu menurut pribadi ya masih komunitas, kalau permasalahan itu tentu masih komunikasi yang searah. Berbicara idealnya Perpika, baiknya kita berbicara pergerakan dulu aja ke arah yang lebih baik”
-Rando Tungga Dewa, Pukyong National University- (Tutor UT Korea)

Perpika sejauh ini oke secara keseluruhan menurut saya. Soal acara juga lumayan oke. Memang sih masalah sosialisasi yg masih jadi sedikit kendala. Terus juga masih ada yg kurang berpartisipasi di perpika. Saya masih belum melihat perpika bisa menjadi wadah yg memfasilitasi semua pelajar di korea. Terus website juga menurut saya kurang informatif. Ato saya yg jarang ngecek. Jadi orang-orang masih mengandalkan facebook group sebagai pusat informasi. Tapi menurut saya perkembangan perpika positif.
-Refki Nur Prasetyo, Korea Advanced Institute of Science and Technology- (Lurah Wilayah 2 Perpika 2013-2014)

“Perpika menurut gw udah cukup ada gaungnya selama ini. Perpika bikin acara budaya yang keren dong, kayak acaranya Kyungsung tapi yang gedean. Overall masih kerasa eksklusif sih Perpika, tingkat keterlibatan orang-orang masih belum maksimal, Perpika pride belum kebentuk.”
-Noka Prihasto, Alumni Kyungnam University-

“Perpika itu menurut saya sebagai organisasi tempat berkumpulnya para orang terpelajar. Jadi sebaiknya dalam Perpika itu memiliki kegiatan yg sesuai anggota-anggotanya seperti diskusi ilmiah untuk berpikir kritis terhadap kondisi terkini, selain itu juga diharapkan ada suasana kekeluargaannya yang bisa berupa gathering.   Sebenarnya yg terberat itu adalah maslah komitmen terhadap Perpika sebagai wadah.
-Hadi Teguh Yudistira, Sungkyunkwan University- (Rektor UT Korea 2011-2013)

“Perpika yang sekarang udah oke kok, ga ada jurang pemisah ato kesan eksklusif, antara yg emang anggota dan aktif di perpika atau orang yang emg ga kepengen aktif contohnya orang yg ga tertarik berorganisasi di perpika, (semacam saya) bisa dengan bebas urun pendapat di FB perpika (hehehe) ga ada yg nama eksklusif, kayak : "gue pengurus, lo bukan" itu sih yg menyenangkannya semua diterima sama rata”
-Astri Widoretno, University of Seoul- (Tutor UT Korea 2013-2014)
 
“Ideal mnrt saya adalah Perpika bs jadi organisasi yg benar-benar mewadahi kaum intelektual yg benar-benar mencari ilmu di korsel dan ikut aktif mengimplementasikan untuk Indonesia nantinya. Jadi harus ada kegiatan atau diskusi semacam itu. Persoalan bangsa dan pemecahannya berdasar ilmu masing-masing. pengurus perpika sendiri seharusnya guyup. Baru nanti keluar, Perpika bisa tampil jadi mahasiswa yg intelek dan bersahaja.”

-Ratih Dian Saraswati, Alumni Dongguk University- (Ketua OID 2013)


Kalau menurut saya sih Perpika itu kurang promosinya, kadang di KAIST-INA saja yang tau perpika kalau bukan pengurus ya yang sudah lama. Kalau yang baru mereka kurang mengenal sekalipun setiap kepengurusan juga pasti sudah woro-woro untuk daftar di perpika. setelah perpikalimpic yang kapan hari di Busan sih mereka sudah mulai mendengar tentang perpika.
-Yohanes Setiawan Nietiadi, Korea Advanced Institute of Science and Technology- (Ketua KAIST-INA saat ini)

“Kalau menurut saya, perpika merupakan organisasi kemahasiswaan yg sangat bagus, kalau di lihat dari kegiatan2 yg dilaksanakan banyak membawa manfaat UT sendiri terbentuk dari kerja nyata teman2 perpika. Pokoknya mantaplah perpika... Kalau bisa suasana keakraban antara perpika dan mahasiswa ut bisa lebih di tingkatakan terutama untuk perpika wilayah bawah. Bentuk keakraban tersebut misalnya buat kegiatan bareng antara perpika dan mahasiswa UT. Saya pikir antara Perpika dan teman-teman pekerja juga harus lebih akrab, kalau bisa melakukan pelatihan bagi pekerja terutama di daerah Gimhe karena di Gimhe pelajarnya sedikit tapi pekerjanya sangat banyak”
-Dian Agung Kurniawan, Universitas Terbuka Korea-
 
“Aku ga tahu ya kalo Perpika secara internalnya bagaimana karena juga tidak pernah terjun langsung dalam kepanitian. Seakan ada pembatas. Basically 1 yang kita kurang bagus adalah tiap komunitas indonesia di kampus2 kesannya terpisah dari Perpika. itu buat kita makin terkelompok2. terus dari jenis acara simple2 aja buat tapi reguler, publikasi baik, dan mau terbuja. Misalnya jalan2 bareng atau nonton bareng atau apa pun yang simple tapi publikasinya dibuat seru. At least itu narik perhatian dulu

-Meiska Apriliana, Kyungsung University- Ketua KKIB 2013-2014
 
“Perpika itu adalah wadah tempat menyalurkan aspirasinya pelajar-pelajar Indonesia di Korea. Tempat bertemunya 2 gaya Indonesia dan Korea yang mempengaruhi karakter anggota di dalamnya dalam bertindak dan menyampaikan aspirasi ala ALON ALON ASAL KELAKON nya orang Indonesia dan PALI PALInya Korea, dan tempat terciptanya gaya pemikiran baru pemuda Indonesia sebagai hasil fusi nilai luhur bangsa Indonesia dan Korea sebagai karakter baru yang unik dan inovatif yang akan berguna untuk kemajuan bangsa Indonesia.”
-Ardie Septian, Kyungpook National University- (Menteri Sosial Perpika 2013-2014)
 
Pada akhirnya, ini hanya beberapa suara dari beberapa anggota keluarga Perpika kita. Jadi, mana suaramu untuk Perpika? Silahkan sampaikan bagaimana Perpika menurutmu dan juga Perpika yang ideal itu seperti apa sih? Tuliskan semuanya lewat comment di sini. Kita budayakan diskusi yang baik dari keluarga kecil kita. Diskusi ini bebas, yang penting sifatnya membangun dan demi kebaikan kita bersama ya..
 
Catatan:
Kalau ada masalah yang sifatnya personal dan tidak diketahui publik, bisa langsung ke kotak aspirasi (ada di poster) yang selanjutnya akan kita carikan solusinya. :D
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar